Selama beberapa dekade terakhir, perubahan iklim menjadi salah satu isu penting yang diperbincangkan di seluruh dunia, didebatkan sebagai bagian agenda publik, dan mendorong anak-anak seluruh dunia membolos sekolah dan demonstrasi di jalan demi memperjuangkan masa depan mereka. Pertanyaannya, apa itu perubahan iklim? Kenapa dia sedemikian penting bagi seluruh dunia?

Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena perubahan pola keikliman yang berpengaruh terhadap perubahan pola cuaca suatu daerah hingga dunia dalam jangka panjang. Iklim berbeda dengan cuaca. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi secara lokal dalam jangka waktu pendek. Contoh cuaca yaitu hujan, angin, banjir, berawan, dan sebagainya. Sementara itu, iklim berhubungan kondisi suhu, kelembaban udara, ataupun pola hujan rata-rata pada tiap musim dalam jangka tahunan atau, bahkan, puluhan tahun.

Perubahan iklim memiliki banyak dampak di muka bumi, seperti naiknya suhu muka bumi, perubahan musim tanam, perubahan curah hujan dan musim kering, semakin banyak kekeringan dan gelombang panas, es kutub mencair dan membuat kutub bebas es, kenaikan muka air laut, kerusakan terumbu karang, dan sebagainya. Dampak perubahan iklim berbeda di setiap daerah di dunia karena bergantung pada posisi geografis dan kondisi keikliman pada skala lokal.

Efek yang ditimbulkan dari perubahan iklim ini sangat besar pada kehidupan sosial-ekonomi manusia ataupun penghuni bumi lainnya. Bulan lalu sebuah pulau di Bahama tenggelam 70 persen akibat badai Dorian yang semakin intens akibat perubahan iklim dan kenaikan muka air laut semakin memperparah tenggelamnya wilayah pesisir Semarang dan DKI Jakarta.

Catatan yang lain, warga Amerika Tengah berimigrasi besar-besaran melintasi Meksiko menuju Amerika Serikat setelah mengalami gagal panen akibat tidak hujan selama setahun pada Oktober 2018. Laporan Washington Post (11/9/2019) mengisahkan kematian massal kerang di Uruguay pada 1994 akibat pemanasan laut, yang akhirnya membuat negara itu harus menutup pencarian kerang selama 14 tahun dan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Setelah dibuka kembali, kerang yang dipanen pun mengalami penurunan drastis. Perubahan iklim membuat kehidupan sosial terganggu dan perekonomian menurun.

 

Perubahan iklim disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor manusia dan alam. Manusia melakukan aktivitas yang menimbulkan peningkatan gas rumah kaca di atmosfer, baik dengan membakar minyak bumi atau batu bara, aktivitas pembukaan lahan hutan untuk pertambangan, pertanian, dan kegiatan peternakan. Gas-gas yang dihasilkan ini membuat panas tidak keluar dan terperangkap di bumi. Fenomena ini dikenal dengan pemanasan global.

NASA mencatat hingga 2018, bumi rata-rata mengalami kenaikan hingga 0,8 derajat Celsius dibandingkan masa praindustri atau sebelum 1880. Namun demikian, dalam laporan Washington Post di atas, riset menunjukkan sepersepuluh wilayah bumi sudah mengalami pemanasan lebih dari 2,0 derajat Celsius pada lima tahun terakhir dan seperlima wilayah bumi sudah mengalami pemanasan sekitar 1,5 derajat Celsius. IPCC tahun lalu memperingatkan bahwa kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius akan menimbulkan dampak yang besar bagi bumi. Kita juga tinggal punya waktu kurang lebih 10 tahun sebelum dampak yang terjadi tidak bisa dipulihkan kembali.

 

Tonton videonya di sini:

Referensi:

 

Laporan ini ditulis oleh Sukma Larastiti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *