Pada 14 Oktober 2021, Solopos.com menerbitkan artikel berjudul “Awas! Jl MT Haryono Solo Makin Rawan Lakalantas Gegara Flyover Manahan” atas penyelenggaraan acara workshop pemetaan dan desain jalan berkeselamatan sebagai bagian rangkaian program advokasi peningkatan keselamatan jalan di SMP Negeri 1 Surakarta.

Sebagai akibat dari pemilihan judul pada pemberitaan tersebut, kami mendapatkan komplain dari stakeholder terkait, khususnya yang sedang kami dampingi, dan banyak pihak lain. Judul yang dipilih bersifat bombastis, click bait, dan tidak memerhatikan sensitivitas isu tersebut bagi para stakeholder dan banyak pihak lain.

Sebagai bentuk tanggung jawab kami atas pemberitaan tersebut, kami telah menyampaikan perlunya koreksi judul kepada wartawan terkait agar diusulkan kepada redaktur yang bertanggungjawab, tetapi upaya ini menemui jalan buntu.

Selanjutnya, kami mengirimkan hak jawab kepada pemimpin redaksi Solopos.com pada 15 Oktober 2021. Pada tanggal 18 Oktober 2021, permohonan hak jawab kami ditolak dengan alasan judul telah sesuai dengan fakta sosiologis dan psikologis serta arti diksi “rawan“ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Pada prinsipnya, kami tidak ingin mengganggu kerja independen media dalam meliput dan memberitakan. Walaupun demikian, kami tidak menyetujui cara-cara pembuatan judul yang bersifat click bait dan bombastis karena berpotensi menimbulkan konflik dalam upaya perbaikan kepentingan umum. Sejak penerbitan berita tersebut hingga Senin, 18 Oktober 2021, kami masih terus menerima komplain dari stakeholder terkait.

Pemilihan judul tersebut juga berdampak secara politis terhadap advokasi usulan-usulan yang sedang kami susun. Kami menyanyangkan Solopos.com tidak memahami dampak judul yang tidak sensitif, click bait, dan bombastis tersebut secara psikologis bagi para stakeholder dan secara politis terhadap upaya-upaya advokasi kami.

Sejak 2017, Transportologi telah melakukan advokasi berupa kritik atas risiko keselamatan jalan pembangunan infrastruktur Manahan dan mengusulkan solusinya, salah satunya mengusulkan Inspeksi Keselamatan Jalan pada 2020. Pada tahun ini, kami beranjak dari kritik menuju upaya penyusunan solusi dengan program peningkatan keselamatan jalan.

Program yang tengah kami jalankan terdiri atas aktivitas peningkatan pemahaman keselamatan jalan kepada para murid, inspeksi keselamatan jalan dengan IRAP SR4S, focus group discussion (FGD) dengan stakeholder terkait untuk memiliki komitmen bersama, dan perencanaan infrastruktur berkeselamatan untuk murid di SMP N 1 Surakarta. Kami juga menghadirkan ahli keselamatan jalan sebagai analis dan penasihat dalam program ini.

Alasan kami mengundang liputan media dalam acara tersebut adalah mengenalkan kegiatan kami, workshop pemetaan dan penyusunan solusi untuk peningkatan keselamatan jalan yang dilakukan secara partisipatif bersama para murid. Akan tetapi, judul pemberitaan ini mengembalikan pembahasan isu keselamatan pada situasi yang seharusnya sudah selesai dibahas bertahun-tahun lalu dan menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu.

Kami, tim Transportologi, memohon maaf apabila dalam upaya advokasi kepada media justru menimbulkan ketidaknyamanan dan kegaduhan, yang seharusnya bisa dihindari. Demikian klarifikasi kami. Terima kasih.

Salam,

Direktur Transportologi

Sukma Larastiti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *