Sejak 2000-an, Indonesia mulai mengembangkan angkutan umum perkotaan dengan merujuk model Bus Rapid Transit (BRT). Angkutan umum ini umumnya menggunakan merek “Trans” pada nama mereka (selanjutnya disebut dengan bus trans). Satu-satunya bus trans di Indonesia yang sudah mengadopsi sistem BRT secara menyeluruh dan paling terkenal, yaitu Trans Jakarta. Sistem BRT ditandai oleh penggunaan lajur bus terpisah dengan kendaraan lainnya. Trans Jakarta dikenal pula sebagai BRT dengan rute terpanjang di dunia.

Laporan Kinerja Kementrian Perhubungan pada 2018 menyebutkan pada periode 2015-2018, jumlah wilayah yang menginisiasi bus trans telah mencapai 51 wilayah, yang terdiri atas kota, kabupaten, maupun provinsi. Pengembangan bus trans ini setidaknya telah terdapat di setiap pulau di Indonesia, dari Aceh hingga Papua Barat. Lalu, seperti apa perkembangannya hingga kini?

Transportologi berusaha meriset dan melacak perkembangan angkutan umum yang ada. Dari 51 wilayah, Transportologi baru mengumpulkan 17 wilayah dengan pengembangan bus trans. Mayoritas bus trans mengalami masalah, mulai dari minim pengguna, memiliki layanan yang buruk, kekurangan dana hingga bangkrut, dan kesulitan mengembangkan layanannya. Rangkuman pengembangan angkutan umum dapat dilihat pada gambar berikut ini:

 

Referensi: Laporan Kinerja Kementrian Perhubungan

Laporan ini disusun oleh Sukma Larastiti

One thought on “Bagaimana Perkembangan Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia?

  1. Sebenernya lebih menyengkan menggunkan angkutan kota samacam BRt dan Trans2 lainnya, cuma waktunya tunggu nya aja kadang tidak pasti dan tidak sesuai jadwal untuk kota – kota kecil karena kadang penumpang dan armada juga terbatas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *