Aktivitas manusia yang telah mendorong pemanasan bumi hingga sekitar 1 derajat Celsius pada 2017 dibandingkan suhu pada masa praindustri dan naik sekitar 0,2 derajat Celsius per dekade. Pemanasan bumi terjadi lebih cepat di daratan dibandingkan wilayah kelautan.

Pengamatan dan riset ilmuwan di dunia menunjukkan bahwa pemanasan bumi mengakibatkan dampak terhadap kondisi keikliman dan lingkungan di bumi, seperti perubahan cuaca, perubahan frekuensi dan intensitas badai, perubahan hari kering dan hujan, perubahan tingkat curah hujan. Di laut, pemanasan laut mengakibatkan pemutihan karang (bleaching) yang menyebabkan kematian karang dan rusaknya ekosistem perikanan, gelombang panas di laut (heatwaves), atau meledaknya populasi ganggang yang berpotensi meracuni laut. Di sektor pertanian, perubahan iklim memengaruhi tanaman yang mampu ditanam, tingkat panen, dan tingkat nutrisi tanaman.

Dampak perubahan iklim berbeda untuk masing-masing scenario kenaikan suhu. Dampak untuk suhu tetap berada di bawah 1,5 derajat Celsius berbeda dengan kondisi jika suhu sempat memuncak lalu turun menjadi 1,5 derajat Celsius dan berbeda dengan suhu stabil di 1,5 derajat Celsius dengan suhu melebihi 1,5 derajat Celsius untuk sementara waktu. Suhu yang memuncak dengan cepat melebihi 1,5 derajat Celsius memiliki potensi yang membahayakan karena kerusakan yang terjadi kemungkinan tidak dapat dipulihkan.

Dampak perubahan iklim juga berbeda untuk tiap wilayah tergantung dari letak geografis dan kondisi iklim. Misalkan pemanasan terkuat diprakirakan terjadi di wilayah lintang menengah saat musim hangat dan lintang tinggi saat musim dingin. Pemanasan ekstrim terjadi diprakirakan terjadi di bagian tengah dan timur Amerika Utara, Eropa tengah dan selatan, wilayah Mediterania, Asia barat dan tengah, dan Afrika Selatan. Di wilayah tropis, jumlah hari panas diprakirakan bertambah.

Berikut ini merupakan ringkasan beberapa dampak perubahan iklim yang dialami oleh dunia dan, secara khusus, wilayah Asia-Asia Tenggara.

1. Dampak perubahan iklim secara global

Pemanasan bumi mengakibatkan kenaikan permukaan air laut hingga 48 cm (suhu 1,5 derajat Celsius) dan 56 cm (suhu 2,0 derajat Celsius) pada 2100. Wilayah es seperti area permafrost dan gletser mengalami pencairan. Kenaikan ini juga mengakibatkan kenaikan suhu rata-rata harian maksimum dan frekuensi ekstrim hangat. Musim kering juga bertambah selama 2 bulan (suhu 1,5 derajat Celsius), bertambah 4 bulan (suhu 2,0 derajat Celsius), hingga bertambah 10 bulan (jika menembus 3,0 derajat Celsius). Sementara itu, frekuensi, intensitas, dan hujan ekstrim juga bertambah. Perubahan iklim mampu menimbulkan berkurangnya pendapatan domestik bruto 8 persen hingga 13 persen tergantung kenaikan suhu yang terjadi. Kenaikan permukaan air laut berpotensi menimbulkan kerugian materiil antara $10,2 trilyun hingga $11,7 trilyun.

2. Dampak perubahan iklim di Asia-Asia Tenggara

Di Asia, pemanasan bumi mengakibatkan berkurangnya gletser di pegunungan tinggi di Asia. Berkurangnya gletser berarti  sumber cadangan air penting bagi bumi dan sumber data keikliman juga berkurang, bahkan hilang. Kenaikan ini juga mengakibatkan kenaikan suhu rata-rata harian maksimum dan frekuensi ekstrim hangat. Musim kering juga bertambah selama 2 bulan (suhu 1,5 derajat Celsius), bertambah 2 bulan (suhu 2,0 derajat Celsius), hingga bertambah 4 bulan (jika menembus 3,0 derajat Celsius). Sementara itu, frekuensi, intensitas, dan hujan ekstrim juga bertambah. Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerentanan warga terhadap pasokan air.

 

Referensi:

 

Laporan ini ditulis oleh Sukma Larastiti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *